Penggunaan Simbol dalam Gereja Orthodox Timur
Dalam kekayaan tradisi Kekristenan, khususnya Gereja Orthodox Timur, banyak sekali digunakan simbol-simbol yang memiliki peran sentral dalam kehidupan iman Gereja. Penggunaan simbol dalam berteologi sendiri bukan praktik yang asing di Alkitab, misalnya Js Yohanes Sang Theolog menulis pada Wahyu 1:8 (TB) Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.
. Alfa (Α) dan Omega (Ω) di sini merujuk pada urutan aksara Yunani pertama dan terakhir, sebagai simbol kekekalan Sang Firman yang tak berpermulaan dan tak berakhir. Simbol ini perlu digunakan untuk mengabstraksikan konsep kekekalan, karena dalam alam berpikir manusia yang materialis, tidak ada yang tanpa awal dan tanpa akhir.
Dari contoh ayat di atas dapat dilihat kalau penggunaan simbol dalam theologi dapat memperdalam pemahaman dan pengalaman iman kita akan kebenaran Allah dan bahkan bisa melampaui kemampuan komunikasi verbal dalam memberitakan Injil. Namun tantangan yang perlu diperhatikan adalah penggunaanya tidak akan berarti lagi jika:
Praktik Gereja Orthodox dalam menggunakan simbol cukup banyak, salah satunya dalam Liturgi Suci dengan penggunaan benda-benda liturgis seperti Pedupaan, Salib, Serafim dan sebagainya yang nanti akan dibahas satu-persatu. Penggunakan simbol-simbol ini bukan sekedar ritual, tetapi saran kita untuk mengkomunikasikan kebenaran iman secara mendalam dan membangkitkan pengalaman rohani. Dengan memahami makna dibalik simbol kita dapat semakin dekat dengan misteri iman dan mengalami kehadiran Allah dalam hidup kita.
Sumber: