Makna Penggunaan Aer dalam Liturgi Suci

Rab, 2 Oktober 2024 - 2 min read
Romo Protobresbyter Alexios saat mengangkat Aer. Sumber: Instagram @gerejaorthodox_solo
Romo Protobresbyter Alexios saat mengangkat Aer. Sumber: Instagram @gerejaorthodox_solo

Aer adalah kain persegi yang digunakan dalam Liturgi Suci, dengan warna mengikuti hari liturgis. Aer memiliki simbolisme yang mendalam, seperti:

  1. Menutupi Diskos dan Cawan di akhir Proskomidia, melambangkan rahmat dan kemuliaan Kristus yang menyelimuti dunia.
  2. Menyelimuti Cawan dan Diskos setelah Arak-arakan Agung, melambangkan tubuh Kristus di kubur dan kain kafan-Nya, serta batu penutup kubur.
  3. Saat Romo Diakon mengucapkan “Pintu Gerbang! Pintu Gerbang! Dengan hikmat mari kita memperhatikan!”, Romo Presbiter akan mengangkat Aer dari benda-benda anugrah, sebagai lambang kubur Kristus yang terbuka.
  4. Saat pembacaan pengakuan iman Nikea-Konstantinopel, Aer akan diangkat di atas benda-benda anugrah, dan digoyang-goyangkan oleh satu atau lebih imam untuk melambangkan:
    • Tiupan angin yang menjadi tanda hadirnya Roh Kudus seperti di Kisah Para Rasul 2:2 (TB).
    Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk.
    
    • Gempa saat kubur Kristus terbuka seperti di Matius 28:2 (TB).
    Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya.
    

Sumber: