Akathist kepada Theotokos, Pelembut Hati yang Keras
Lembutkanlah kekerasan hati kami, ya Theotokos, dan padamkanlah serangan orang-orang yang membenci kami, dan lepaskanlah kesesakan jiwa kami. Sebab, dengan memandang ikon kudus mu, kami dipenuhi penyesalan oleh penderitaan dan kebaikan mu kepada kami, dan kami mencium luka-luka mu, kami dipenuhi kengerian oleh panah-panah yang dengan itu kami melukai engkau. Janganlah, ya ibu yang berbelas kasih, menurut kekejaman hati kami, membiarkan kami binasa oleh kekejaman hati orang-orang di sekitar kami, sebab engkau sungguh adalah pelembut kekerasan hati.
Kami berseru dengan segenap hati kami, kepada Perawan Maria yang terpilih, yang lebih mulia dari semua puteri di bumi, Ibu dari Sang Anak Allah, yang memberikan keselamatan kepada dunia: Lihatlah kehidupan kami yang dipenuhi dengan dukacita dan ingatlah dukacita dan rasa sakit yang engkau derita, sebagai orang yang lahir ke dunia bersama kami, dan lakukanlah kepada kami menurut belaskasihan mu, agar kami dapat berseru kepadamu: Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Seorang malaikat memberitakan kelahiran Juruselamat dunia kepada para gembala di Bethlemen dan bersama bala tentara surgawi memuji Allah sambil bernyanyi: Kemuliaaan bagi Allah di tempat maha tinggi dan damai di atas bumi dan di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!. Tetapi engkau, Ya Theotokos, karena tidak ada tempat untuk meletakan kepala mu, sebab tidak ada tempat bagi mu di penginapan, meahirkan Putra sulung mu di sebuah gua, dan membungkus-Nya dengan kain lampin, membaringkan-Nya di palungan. Mengetahui sakit hati yang engkau rasakan, kami berseru padamu:
Bersukacitalah, sebab engkau dihangatkan oleh napas Putera my yang terkasih!
Bersukacitalah, sebab engkau membungkus Sang Anak yang Kekal dengan kain lampin!
Bersukacitalah, sebab engkau menyusui dengan air susu mu Dia yang menopang alam semesta!
Bersukacitalah, sebab engkau mengubah gua menjadi surga!
Bersukacitalah, sebab engkau menjadikan tahktamu di atas Kerubim!
Bersukacitalah, sebab engkau tetap perawan, baik saat melahirkan maupun sesudah melahirkan!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Melihat Anak yang Kekal terbalut dan terbaring dalam palungan, para gembala di Bethlehem datang untuk menyembah Dia dan untuk menceritakan apa yang dikatakan para malaikat kepada mereka tentang Sang Anak. Tetapi Maria menyimpan semua ini di hatinya. Dan setelah genap delapan hari, Yesus disunat menurut ketetapan hukum Taurat Israel, sebagai seorang manusia. Sambil mengidung kerendahan hati dan kesabaranmu, Ya Theotokos, kami menyanyi kepada Allah Kekal yang maha baik: Haleluya!
Dengan pemahaman yang didasarkan pada Allah dan pemeliharaan terhadap Hukum Tuhan, pada hari ke 40 ketika hari pentahiran sudah tergenapi, orang tua-Nya membawa Yesus ke Yerusalem supaya mereka membersembahkan-Nya kepada Tuhan dan mempersembahkan bagin-Nya menurut ketetapan Hukum Tuhan. Tetapi kami menyanyi kepada mu, ya Theotokos, demikian:
Bersukacitalah, sebab engkau membawa pencipta semesta ke Bait Allah di Yerusalem, untuk menggenapi hukum Taurat!
Bersucaktialah, sebab engkau di sana bertemu dengan Simeon dengan sukacita!
Bersukacitalah, sebab engkau yang termurni dan terberkati di antara kaum wanita!
Bersukacitalah, sebab dengan kerendahan hati engkau memikul salibmu yang dihiasi dukacita!
Bersukacitalah, sebab engkau tidak pernah menolak kehendak Allah!
Bersukacitalah, sebab engkau menyatakan dirimu sebagai teladan kesabaran dan kerendahan hati!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Engkau dikuatkan oleh kuasa dari atas, ya Theotokos, ketika engkau mendengar perkataan Simeon, ketika dia berkada kepada mu: “Lihatlah, anak ini ditentukan untuk menjadi kebangkitan dan kejatuhan banyak orang di Israel. Ini adalah tanda yang akan ditentang, dan pedang akan menusuk jiwamu agar tersingkap isi hati banyak orang”. Dan dukacita besar memasuki hati dari Theotokos, dan dengan berduka dia berseru kepada Allah: Haleluya!
Bergegas untuk membinasakan Sang Anak, Herodes memerintahkan pembunuhan semua anak di Bethlehem dan sekitarnya, dari usia dua tahun ke bawah sesuai waktu yang ditetapkan Orang Majus. Dan lihatlah, menurut perintah Allah, Yusuf diberitahu oleh seorang malaikat melalui mimpi untuk melarikan diri bersama Keluarga Kudus ke Mesir dan tinggal di sana sampai kematian Herodes. Maka dari itu dengan penyesalan, kami berseru kepadamu, ya Theotokos:
Bersukacitalah, sebab engkau menanggung segala kesulitan pengasingan!
Bersukacitalah, sebab para berhala di Mesir tumbang, tak dapat menahan kuasa Anak mu!
Bersukacitalah, sebab engkau tinggal selama tujuh tahun di antara kaum penyembah berhala yang tercela!
Bersukacitalah, sebab engkau tiba di Nazareth dengan Anak Sulung dan tunanganmu!
Bersukacitalah, sebab engkau hidup bersama Yusuf sang tukang kayu dalam kemiskinan!
Bersukacitalah, sebab engkau menghabiskan seluruh waktumu untuk bekerja keras!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Badai kedukaan melanda Ibu yang termurni ketika mereka kembali dari Yerusalem, tidak dapat menemukan Yesus di rombongan. Karena alasan ini mereka kembali mencari-Nya, dan setelah tiga hari mereka menemukan-Nya di Bait Allah, duduk di antara para pengajar mendengarkan dan bertanya kepada mereka. Dan ibu-Nya bertanya kepada-Nya, “Anak ku, mengapa Engkau berbuat demikian kepada kami? Lihatlah, ayah-Mu dan aku sangat menderita mencari Engkau”. Dan Yesus menjawab mereka, “Kenapa engkau mencari Aku? Tidakkah engkau tahu mengenai hal-hal yang telah dipercayakan Bapaku kepada Ku?”. Dan engkau, ya yang termurni, dengan menyimpan semua perkataan ini di dalam hati mu, berseru kepada Allah: Haleluya!
Sang Theotokos mendengar bahwa Yesus mengembara di Galilea, mengajar di sinagoga-sinagoga mereka, memberitakan Injil Kerajaan Allah dan menyembuhkan segala penyakit dan kelemahan di antara banyak orang. Dan nama-Nya tersiar ke seluruh Siria dan mereka membawa kepadanya segala jenis penyakit dan penderitaan, mereka yang disiksa roh jahat dan yang lumpuh, dan Dia menyembuhkan mereka. Tetapi engkau, ya Theotokos, mengetahui nubuatan itu, berduka di dalam hati mu, mengetahui bahwa akan segera tiba waktunya ketika Anak mu akan mempersembahkan diri-Nya sebagai korban bagi dosa-dosa dunia. Oleh karena itu kami memberkati engkau, Theotokos yang penuh kedukaan, sambil berseru:
Bersukacitalah, sebab engkau memberikan Anak mu untuk melayani orang-orang Yahudi!
Bersukacitalah, sebab engkau berduka di hatimu, tetapi tetap tunduk pada kehendak Allah!
Bersukacitalah, sebab engkau menyelamatkan dunia dari air bah dosa!
Bersukacitalah, sebab engkau meremukan kepala si ular tua!
Bersukacitalah, sebab engkau membersempahkan dirimu sebagai korban yang hidup bagi Allah!
Bersukacitalah, ya yang terberkati, Tuhan beserta mu!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Mewartakan kerajaan Allah di bumi, Yesus menelanjangi kesombongan orang-orang Farisi yang menyangka diri mereka benar. Sehingga ketika mereka mendengar perumpamaan-Nya mereka mengerti bahwa Dia berbicara mengenai mereka, lalu mereka mencari cara untuk menangkap-Nya, tetapi mereka takut kepada orang-orang yang menganggap Dia sebagai seorang nabi. Melihat semua ini, Theotokos berduka untuk Anaknya yang terkasih dan takut jika mereka akan membunuh-Nya, sambil berseru dalam pendaritaan: Haleluya!
Beberapa orang Yahudi, setelah melihat kebangkitan Lazarus, pergi kepada orang-orang Farisi dan memberitahu mereka apa yang Yesus telah perbuat. Dan Kayafas, yang adalah imam besar pada tahun itu, berkata: “Lebih baik bagi kita jika satu orang mati untuk bangsa ini, daripada seluruh bangsa ini binasa.” Mulai hari itu mereka berunding tentang bagaimana cara mereka membunuh Dia. Tetapi kami berseru kepadamu, ya yang maha suci:
Bersukacitalah, engkau yang memberikan kelahiran kepada Juru Selamat dunia!
Bersukacitalah, sumber keselamatan kami!
Bersukacitalah, sebab engkau telah dipilih sejak lahir untuk menjadi ibu dari Juru Selamat kami!
Bersukacitalah, Theotokos yang ditetapkan untuk menderita!
Bersukacitalah, ya engkau yang terberkati, yang memimpin sebagai Ratu Surga!
Bersukacitalah, ya engkau yang terberkati, yang selalu berdoa bagi kami!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Yudas Iskariot, yang pernah menjadi pewarta Firman Allah, dan kini menjadi seorang pengkhianat, salah seorang dari kedua belas rasul, pergi kepada imam besar untuk mengkhianati Gurunya. Mereka mendengarkan dia, sangat senang dan menjanjikannya 30 keping perak. Tetapi engkau, ya Theotokos, berduka untuk Anakmu yang terkasih, dan berseru kepada Allah dalam kedukaan: Haleluya!
Ikut ambil bagian dalam perjamuan terakhir bersama para murid di mana Sang Guru membasuh kaki mereka, dengan demikian menunjukan teladan kerendahan hati, Kristus berkata kepada mereka, “Salah seorang di antara kamu akan mengkhianati Aku.” Tetapi kami yang menderita bersama Theotokos, berseru kepadanya:
Bersukacitalah, Theotokos yang merana oleh siksaan hati mu!
Bersukacitalah, engkau yang menderita segalanya di lembah kesedihan ini!
Bersukacitalah, engkau yang menemukan penghiburan dalam doa!
Bersukacitalah, sukacita bagi semua yang berduka!
Bersukacitalah, engkau yang menyelamatkan kami dari kubangan dosa!
Bersukacitalah, bejana yang dipenuhi rahmat Roh Kudus!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Ingin menunjukan kasih-Nya kepada umat manusia, Tuhan Yesus Kristus dalam Perjamuan Mistika, memberkati dan memecah-mecah roti, dan memberikannya kepada para murid dan para rasul-Nya, sambil berkata: “Ambilah, makanlah, inilah Tubuh Ku.” Dan Dia mengambil cawan dan mengucap syukur, lalu memberikanya kepada mereka sambil berkata: “Minumlah kamu daripadanya, inilah Darah Ku dari Perjanjian Baru yang dicurahkan bagi banyak orang bagi pengampunan dosa-dosa.” Sambil bersyukur kepada Allah atas belaskasihan-Nya yang tak terbayangkan kepada kami, kami bernyanyi kepada-Nya: Haleluya!
Tuhan menyatakan tanda baru dari belas kasihan-Nya kepada para murid-Nya ketika Dia berjanji akan mengutus Sang Penghibur, Sang Roh Kebenaran, yang akan turun dari Sang Bapa dan akan memberikan kesaksian tentang Dia. Namun kepada mu, ya Theotokos, yang disucikan kembali pada hari Pentakosta oleh Roh Kudus, kami berseru:
Bersukacitalah, istana Roh Kudus!
Bersukacitalah, ruang pengantin yang bercahaya terang!
Bersukacitalah, tempat tinggalnya Firman Allah yang lapang!
Bersukacitalah, engkau yang membuka gerbang surga bagi kami melalui pemberi lahiranmu!
Bersukacitalah, engkau yang menunjukan tanda belas kasihan-Nya sendiri kepada kami!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Sangatlah mengherankan dan menyedihkan bagi kami untuk mendengar bagaimana Yudas Iskariot mengkhianati Guru dan Tuhannya dengan sebuah ciuman. Lalu orang banyak dan, pemimpin dan para pelayan orang-orang Yaudi menangkap Yesus, mengikat-Nya, dan membawanya pertama-tama kepada imam kepala Hanas, kemudian kepada imam besar Kayafas. Tetapi engkau, ya Theotokos, menanti hukuman mati bagi Anak mu yang terkasih, berseru kepada Allah: Haleluya!
Seluruh orang Yahudi membawa Yesus dari Kayafas ke pengadilan kepada Pilatus, sambil berkata bahwa Dia adalah seorang penjahat. Tetapi Pilatus, setelah menanyai-Nya, berkata kepada mereka bahwa dia tidak menemukan kesalahan apapun pada-Nya. Tetapi kami berseru kepada mu dengan rasa sesal, ya Theotokos, yang melihat fitnah atas Anak mu:
Bersukacitalah, engkau yang hatinya remuk oleh dukacita!
Bersukacitalah, sebab engkau meneteskan air mata untuk Anak mu!
Bersukacitalah, engkau yang melihat Anak mu yang terkasih diserahkan untuk diadili!
Bersukacitalah, sebab engkau menderita semuanya tanpa bersungut-sungut, bagaikan seorang hamba yang sejati Tuhan!
Bersukacitapah, meskipun dengan tangis dan ratapan mu!
Bersukacitalah, ya Ratu Surga dan bumi, yang menerima doa dari para hamba mu!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Seluruh keturunan memberkati engkau, yang lebih terhormat dari Kerubim dan tak terbanding lebih mulianya dari para Serafim, ibu kami dan ibu dari penebus kita, sebab melalui pemberi lahiranmu telah memberikan sukacita bagi dunia. Tetapi engkau menderita kedukaan besar terakhir, saat melihat Anak mu yang terkasih dihina, dicambuk, dan dihukum mati. Oleh karena itu kami mempersembahkan kidung dari hati kami kepada mu, ya yang termurni, sambil bernyanyi kepada Allah yang mahakuasa: Haleluya!
Para orator yang fasik tidak mampu melukiskan seluruh penderitaan yang Engkau tanggung, ya Juru selamat kami, seperti ketika seorang prajurit meletakan mahkota duri di kepala Mu dan memakaikan jubah ungu kepada Mu, sambil berkata, “Salam, Raja orang Yahudi!” dan menampar wajah Mu. Tetapi kami, ya Theotokos, menyadari penderitaan mu, berseru pada mu:
Bersukacitalah, engkau yang menyaksikan Anak mu dibunuh demi kami!
Bersukacitalah, melihat Dia dikenakan jubah ungu dan mahkota duri!
Bersukacitalah, melihat dia disiksa, Dia yang engkau susui dengan air susu mu!
Bersukacitalah, engkau yang turut menderita sengsaranya Nya bersama dengan Dia!
Bersukacitalah, engkau yang menyaksikan semua murid Nya meninggalkan Nya!
Bersukacitalah, engkau yang melihat Dia dihukum oleh pengadilan yang tidak adil!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Karena ingin menyelamatkan Yesus, Pilatus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Kita memiliki kebiasaan untuk melepaskan seorang tahanan pada hari raya Paskah. Maukah kalian semua kusehari Raja Orang Yahudi?” Mereka semua berteriak, sambil berkata, “Jangan dia, tetapi Barabas!” Kami memuji belas kasihan yang sangat besar dari Bapa Surgawi, Yang begitu mengasihi dunia, sehingga Dia memberikan Anak Nya yang tunggal untuk mati di Kayu Salib demi menebus kita dari kematian kekal, sambil berseru kepada Nya: Haleluya!
Jadilah tembok dan benteng bagi kami, ya Ibu, kami yang terbebani dukacita dan penderitaan. Sebab engkau sendiri menderita ketika mendengar orang-orang Yahudi berseru, “Salibkan, salibkan Dia!” Kini dengarkanlah kami yang berseru kepada mu:
Bersukacitalah, Ibu beberlaskasihan, yang menghapus setiap air mata dari mereka yang menderita dengan kejam!
Bersukacitalah, engkau yang menganugerahkan kami air mata penyesalan dari lubuk hati!
Bersukacitalah, engkau yang menyelamatkan para pendosa yang tersesat!
Bersukacitalah, pelindung orang Kristen yang tidak pernah mengecewakan!
Bersukacitalah, engkau yang menyelamatkan kami dari hawa nafsu kami!
Bersukacitalah, engkau yang menganugerahkan penghiburan bagi hati yang remuk!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Kami mempersembahkan kidung dukacita yang tulus kepada Juru selamat dunia atas sengsara sukarela-Nya dan karena memikul Salib-Nya ke Golgota untuk disalibkan. Yang berdiri di Salib Yesus adalah Ibu Nya, Maria Kleopas, dan Maria Magdalena. Tetapi Yesus melihat ibu Nya dan murid Nya yang dia kasihi berdiri di sana, berkata kepada murid Nya itu, “Lihatlah ibu mu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima nya ke dalam keluarga nya. Tetapi engkau, ya Theotokos, melihat Anak dan Tuhan mu di Kayu Salib, merasa hancur, dan berseru kepada Allah di tempat maha tinggi: Haleluya!
“Ya Anak dan Allah ku yang kekal, Pencipta semua ciptaan! Ya Tuhan, bagimana engkau menanggung penderitaan di Kayu Salib?” Sang perawan termurni berseru, mengatakan: “Melalui kelahiranmu yang menakjubkan, ya Anak ku, aku telah ditinggikan melebihi semua ibu, tetapi celaka lah aku! Ketika aku melihat Engkau, rahim ku terasa terbakar di dalam diri ku.” Tetapi kami meneteskan air mata mengingat engkau, dan berseru pada mu:
Bersukacitalah, engkau yang dirampas dari sukacita dan kebahagiaan!
Bersukacitalah, engkau yang menyaksikan sengsara sukarela dari Anak mu di Kayu Salib!
Bersukacitalah, engkau yang melihat Anak mu yang terkasih penuh luka!
Bersukacitalah, doma betina yang melihat anak Mu sebagai domba yang digiring ke pemotongan!
Bersukacitalah, engkau yang menyaksikan Sang Pembebas luka batin dan tubuh yang dipehuni luka!
Bersukacitalah, engkau yang menyaksikan Anak mu bangkit dari kematian!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Ya Juru Selamat yang maha berbelas kasih, anugerahkanlah belas kasihan kepada kami, Engkau yang menghembus kan Roh mu di atas Kayu Salib dan menghapuskan dosa-dosa kami. “Lihat lah, Cahaya baik ku, Allah ku, padam di atas Kayu Salib!” Seru Sang Perawan dalam kepedihan yang besar. “Ya Yusuf, cepatlah menghadap kepada Pilatus, memohonlah kepada dia untuk menurunkan Guru mu dari Kayu Salib.” “Melihat Tubuh Nya yang terluka, telanjang dan tanpa kemuliaan, di atas Kayu Salib, ya Anak ku, pedang telah menusuk jiwa ku sesuai dengan nubuatan Simeon,” kata Theotokos sambil bernyanyi: Haleluya!
Sambil mengidungkan belas kasihan Mu, ya Pengasih manusia, kami bersujud di hadapan belas kasih Mu yang melimpah, ya Tuhan. Sang maha murni berkata, “Demi menyelamatkan ciptaan Mu, engkau telah menyerahkan diri Mu sendiri kepada kematian.” Tetapi oleh kebangkitan Mu, ya Juru Selamat, kasihanilah kami, sambil kami memohon kepada Ibu mu yang termurni:
Bersukacitalah, engkau yang melihat Tuhan yang maha baik mati dan tanpa nafas!
Bersukacitalah, engkau yang mencium jenazah Anak mu yang terkasih!
Bersukacitalah, engkau yang melihat Terang mu sebagai jenazah yang telanjang dan penuh luka!
Bersukacitalah, engkau yang meletakan Terang dunia di dalam makam!
Bersukacitalah, engkau yang membungkus jasad anak mu dengan kain kafan yang baru!
Bersukacitalah, engkau yang menyaksikan kebangkitan Nya dari kematian!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Ya Ibu yang senantiasa dipuji di dalam kidung, yang hancur oleh kedukaan di Salib Anak dan Tuhan mu, terimalah air mata dan ungkapan dukacita kami dan selamatkanlah dari setiap dukacita, kesukaran, dan kematian kekal, semua yang berharap kepada kebaikan hati mu yang tak terbayangkan dan berseru kepada Allah: Haleluya!
Seorang malaikat memberitakan kelahiran Juruselamat dunia kepada para gembala di Bethlemen dan bersama bala tentara surgawi memuji Allah sambil bernyanyi: Kemuliaaan bagi Allah di tempat maha tinggi dan damai di atas bumi dan di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!. Tetapi engkau, Ya Theotokos, karena tidak ada tempat untuk meletakan kepala mu, sebab tidak ada tempat bagi mu di penginapan, meahirkan Putra sulung mu di sebuah gua, dan membungkus-Nya dengan kain lampin, membaringkan-Nya di palungan. Mengetahui sakit hati yang engkau rasakan, kami berseru padamu:
Bersukacitalah, sebab engkau dihangatkan oleh napas Putera my yang terkasih!
Bersukacitalah, sebab engkau membungkus Sang Anak yang Kekal dengan kain lampin!
Bersukacitalah, sebab engkau menyusui dengan air susu mu Dia yang menopang alam semesta!
Bersukacitalah, sebab engkau mengubah gua menjadi surga!
Bersukacitalah, sebab engkau menjadikan tahktamu di atas Kerubim!
Bersukacitalah, sebab engkau tetap perawan, baik saat melahirkan maupun sesudah melahirkan!
Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Kami berseru dengan segenap hati kami, kepada Perawan Maria yang terpilih, yang lebih mulia dari semua puteri di bumi, Ibu dari Sang Anak Allah, yang memberikan keselamatan kepada dunia: Lihatlah kehidupan kami yang dipenuhi dengan dukacita dan ingatlah dukacita dan rasa sakit yang engkau derita, sebagai orang yang lahir ke dunia bersama kami, dan lakukanlah kepada kami menurut belaskasihan mu, agar kami dapat berseru kepadamu: Bersukacitalah, Theotokos yang penuh kedukaan, ubahlah kesedihan kami menjadi sukacita dan lembutkanlah hati orang-orang jahat!
Ya Theotokos yang penuh kedukaan, yang ditinggikan dari semua perawan, sesuai dengan kemurnian mu dan banyaknya penderitaan yang engkau tanggun di bumi: Dengarkanlah keluh-kesah kami dan lembutkanlah hati orang-orang yang keras, serta lindungilah kami di bawah naungan belas kasih mu. Sebab kami tidak mengenal perlindungan lain dan pendoa syafaat yang selalu berdoa bagi kami selain engkau, tetapi karena engkau memiliki keberanian yang besar di hadapan Dia yang dilahirkan dari mu, tolong dan selamatkan lah kami melalui doa-doa mu, agar tanpa cela kami dapat dapat mencapai Kerajaan Surga di mana bersama seluruh orang kudus, kami menyanyikan kidung tri suci kepada Allah yang Mahakuasa yang Satu dalam Tritunggal, sekarang dan selalu serta sepanjang segala abad. Amin.